Mendaki memang sebagai aktivitas yang menyenangkan. Tapi sayangnya, poly peristiwa pada mana mereka lupa buat menjaga kebersihan. Sehingga seringkali ditemukan sampah tergeletak dan menumpuk di gunung. Bahkan pada bulan September lalu, masih ada 451 kilogram sampah yang dikumpulkan berdasarkan empat gunung pada Bandung.
Karena hal tadi, waktu ini mendaki gunung memiliki poly persyaratan yang wajib ditepati. Agar lingkungan taman nasional permanen asri & terjaga kebersihannya. Seperti regulasi modern menurut Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yg melarang pendaki buat membawa tisu basah pada ekspedisi. Dilansir menurut Kumparan.Com, Rabu (4/10), mengungkapkan bahwa hal ini merupakan bagian berdasarkan proses pencucian & pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru.
Pelarangan membawa tisu basah bukan tanpa alasan. Hal tersebut digagaskan karena benda utama yg seringkali dibawa sang pendaki ini adalah barang yang sulit terurai. Lantaran alat untuk pembersih ini memiliki kandungan plastik pada dalamnya. Juga karena penggunaannya yang tergolong kurang bijak & tak jarang berceceran di daerah gunung.
Kegiatan ini adalah keliru satu upaya buat memudahkan para pendaki dalam perjalanan menuju puncak para tuhan, Mahameru. Pembersihan mencakup memindah pohon-pohon yg tumbang, pemungutan sampah & membuka jalur yg tertutup sang ilalang. Sehingga diharapkan bisa meminimalisir pendaki tersesat.
Tidak hanya TNBTS yg memperketat regulasi buat pendakian gunung. Sejak 1 April 2017, pengurus Rinjani pula memberikan denda sebesar Rp 500 ribu rupiah bagi pendaki yg membuang sampah asal-asalan. Sebelum mendaki, wisatawan domestic maupun mancanegara diharuskan buat menaruh deposit menggunakan nominal tersebut. Baru setelahnya barang bawaan mereka diperiksa & wajib dibawa kembali ketika turun.
Begitu pula Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang menerapkan larangan buat membawa air minum dalam bungkus sekali gunakan & juga tisu basah. Pasalnya dari sampah yg pada temukan pada TNGGP, 63 % dari jumlah total adalah air minum dalam kemasan. Dari beberapa informasi di atas membuktikan bahwa kesadaran warga terhadap lingkungan gunung masih kurang.
Comments
Post a Comment