Lantaran kelezatannya, Es puter Cong Lik dikenal sebagai salah satu kuliner legendaris Kota Semarang, Jawa Tengah. Jajanan ini disukai banyak orang & menjadi jujugan pelancong yg singgah pada kota tersebut.Sebenarnya apa sih rahasianya? Simak ulasan di bawah ini.
Semasa Kecil Dijuluki Kacung Cilik
Semasa kecil Sukimin (76) sebagai pembantu orang Jepang yg tinggal pada Hotel Jansen, Semarang. Ia sang majikannya sering disuruh-suruh membeli es krim yang jadi kegemaran majikannya. Sejak itu beliau dijululuki kacung cilik (pembantu kecil) yang lalu disingkat Cong Lik. Usai Jepang meninggalkan Indonesia beliau sebagai pembantu pedagang es putar bernama Taryo asal Pekalongan. Ia menjajakan es puter keliling kampung lalu mulai menabung buat membeli gelas dan sendok buat berjualan sendiri.
Berjualan Malam Hari dan Selalu Habis Sebelum Waktunya
Sukimin membuka lapak es puternya pada emperan toko di Gang Warung, Pecinan, Semarang mulai pukul 19.00-24.00 Wib. Tetapi acapkali es puter yang dijualnya telah habis terjual sebelum waktunya tutup karena banyaknya pembeli. Bahkan sebagian tidak menerima loka duduk saking penuhnya. Ia mengaku berjualan malam hari karena susah mencari tempat berjualan siang hari.
Punya Tiga Cabang
Saking laku es puter yg dijualnya, sejak beberapa tahun terakhir Cong Lik membuka 3 cabang secara berturut-turut. Masing-masing di Jalan Seroja, Jalan MT Haryono, dan pada depan swalayan Sarinah, Telogosari. Ketiga cabang itu dikelola anak-anaknya. Sukimin sudah mempunyai tujuh anak dan sembilan cucu. Setiap hari dia memproduksi 10 tabung es puter.
Menolak Tawaran Bermitra Pengusaha Besar
Cong Lik mempunyai resep rahasia pada kembali kelezatan es puternya. Ia tak jarang menerima tawaran dari para pemilik modal di Jakarta, Surabaya, & Semarang agar bersedia membuka resepnya. Mereka ingin membuka restoran es puter permanen dengan nama Cong Lik. Namun tawaran itu ditolaknya lantaran dia merasa relatif menggunakan rezeki yg didapatkannya ketika ini.
Rasanya Tetap Sama
Es puter Cong Lik mempunyai empat varian rasa seperti coklat, alpukat, kelapa dan durian. Salah satu alasan es ini tetap laku karena cita rasanya yang tetap sama semenjak pertama kali dijual semenjak 1984 kemudian. Bahan yang dipakai alami misalnya buah-buahan, gula & santan tanpa bahan pengawet atau pemanis protesis. Dalam pembuatan es puter, Cong Lik memakai indera manual. Satu porsi es puter dijual Rp 15.000.
Kamu tertarik mencicipinya?
Comments
Post a Comment