Sabina Sultanova (34) menggugat British Airways selesainya peristiwa yg terjadi pada penerbangannya berdasarkan Inggris ke Uni Emirat Arab (UEA) Maret 2017 kemudian. Warga London asal Azerbaijan ini mengaku telah dianiaya seorang pramugari sampai kelenger sesaat setelah mendarat di bandara. Lengan tangannya memar & lehernya terluka hingga kerongkongannya nir sanggup menelan kuliner.
Dalam bepergian tujuh jam ke Dubai, UEA Sabina yg duduk di kelas ekonomi merasa risih ketika dua penumpang yang duduk samping kanan dan kirinya tertidur dengan posisi tak beraturan. Ia lalu pindah loka duduk yang belakangan beliau ketahui berada di kelas bisnis sekadar buat meregangkan kaki. Tetapi dia tertidur pulas hingga terbangun saat seseorang pramugari membangunkannya secara kasar. Ia meminta maaf lantaran tidak tahu salah tempat duduk.
Saat pesawat mendarat dia yang akan berjalan keluar diminta minggir terlebih dahulu oleh pramugari. Tetapi setelah sekian usang berdiri tidak jelas apa yang wajib ditunggunya hingga lama tidak kunjung diperbolehkan keluar. Tiba-datang beliau yg dituding akan kabur dianiaya dengan dipukul & lehernya dicekik saat bertanya kepada pramugari tersebut sampai kelenger.
Ia terkejut ketika siuman sudah mendapati dirinya ditahan selama 12 jam pada tempat kerja polisi Dubai. Saat menanyakan alasannya ditahan tidak ada jawaban yang kentara. Seorang polisi sebelum membebaskannya hanya mengungkapkan kalau dia telah tidak boleh naik pesawat seumur hayati karena dipercaya telah membahayakan keselamatan penerbangan.
Sementara pihak British Airways membantah telah menganiaya penumpangnya tadi. Apa yg dilakukan pramugarinya hanyalah buat membela diri. Sabina dianggap sudah berupaya menyerang pramugarinya tersebut. Di pada pesawat beliau dipercaya berkelakukan tidak wajar lantaran berlarian menyusuri lorong sepanjang pernerbangan menggunakan celana melorot. Maskapai itu menganggap bahwa penumpangnya itu mengidap gangguan jiwa. Kini gugatan Sabina sedang dipelajari pengadilan negeri London.
Comments
Post a Comment