Katharine Buck dari Amerika Serikat bercerita mengenai pengalaman wisata bersama dua temannya menuju Korea Utara dengan memakai speedboat. Perjalanan dimulai dengan kereta menuju kota Dandong, Provinsi Liaoning, Tiongkok selama enam jam berdasarkan Beijing. Kota ini berbatasan dengan Korea Utara yang dipisahkan Sungai Yalu.
Sampai pada kota ini dilanjutkan menggunakan berjalan kaki & menjumpai banyak pedagang yang menjual hanbok (sandang tradisional Korea). Dari sini saja sudah sanggup berfoto dengan latar belakang Korea Utara. Dengan bantuan terjemahan yg ada di handphone, mereka diantarkan oleh supir taksi ke lokasi dermaga speedboat.
Di Sungai Yalu sebenarnya ada jembatan tua yg menghubungkan Dandong dengan Sinuiji (Korea Utara). Tetapi sudah dihancurkan saat perang Korea tahun 1951. Reruntuhan jembatan di sisi Korea Utara memang sudah tidak terdapat, akan tetapi di bagian Tiongkok sengaja dibiarkan buat dijadikan monumen.
Katharine wajib membayar biaya sekitar Rp362 ribu buat bisa menaiki speedboat tersebut yang akan mengantarkan sampai pada perairan Korea Utara selama 20 menit bepergian. Dari atas speedboat, dia melihat tempat tinggal mini yang dikelilingi sang ladang jagung. Ia pula dapat melihat Tembok Besar China berdiri kokoh pada atas pegunungan.
Ia juga bisa menyewa teropong buat melihat kota Sinuiji. Dengan teropong tersebut, akan terlihat taman wisata kecil & bianglala yg sudah berusia 26 tahun yang belum pernah terlihat berputar. Kota ini berpopulasi lebih kurang 400.000 orang & mempunyai pelabuhan yg sudah dibangun sejak 100 tahun lalu.
Menarik bagi wisatawan apabila sanggup mengintip sedikit ke Korea Utara yang tertutup, contohnya melihat petani berladang. Perjalanan mereka sempat terpergok kapal tentara perbatasan Korea Utara. Sembari memegang pistol AK-47 tentara itu bertanya apakah yang dibawa orang Amerika, sopir menggunakan damai menjawab tidak. Tentara itu meminta speedboat menjauh dari daerah perairan Korea Utara.
Comments
Post a Comment