Banyuwangi dikenal karena pesona kaldera ijen dan sederet pantai eksotis. Tapi jangan salah , kota dengan slogan Sunrise of Java ini juga masih menjaga berbagai macam potensi budayanya. Terbukti, 72 festival budaya dilangsungkan setiap tahunnya. Beruntung tim Travelingyuk bisa datang pribadi dan menyaksikan salah satunya, yaitu Tari Seblang Bakungan.
Tarian yg Berumur 378 Tahun
Konon tahun 1639 silam di desa yang sekarang bernama Bakungan terdapat hamparan bunga bakung & pohon nagasari. Lantaran akan dibangun pemukiman, bunga dan pohon tersebut wajib dimusnahkan. Tetapi, usaha tersebut gagal lantaran pohon tidak bisa ditebang. Kemudian datanglah satu tokoh buat bersemedi & menciptakan kesepakatan menggunakan sembilan danyang (roh halus) penghuni pohon tadi. Mereka putusan bulat dipindahkan asalkan setiap tahunnya digelar upacara untuk mereka.
Menari Dengan Mata Terpejam Sepanjang 13 Lagu
Upacara tersebut sekarang lebih dikenal menggunakan nama Festival Tari Seblang Bakungan. Uniknya, tarian ini dilakukan pada syarat mata terpejam & kerasukan. Prosesi menurut sore hingga malam ini kental dengan bau dupa & 13 lagu norma osing seperti seblang-seblang, podo nonton, dodol kembang, nglamat nglimir, nandur kiling, & nyurung dayung. Nikmati jua aksi komedi berdasarkan pengiring penari seblang.
Penari Seblang Tidak Bisa Sembarang Orang
Penari seblang mempunyai beberapa persyaratan yaitu mempunyai garis keturunan berdasarkan penari seblang sebelumnya dan sudah masuk dalam fase menopause. Tahun ini Supani dipercaya kembali buat meneruskan jejak pendahulunya dari tahun 2014. Pergantian penari seblang bakungan akan dilakukan jika secara fisik penari telah tidak lagi bisa melakukan tarian atau meninggal global.
Prosesi Panjang Sebelum Ritual Kerasukan
Sebelum menjalani ritual persiapan, penari beserta pawang diarak keliling desa menggunakan becak. Beberapa gerombolan tari jua pelaku seni adat osing berdasarkan segala usia ikut mengiringi. Arak-arakan ini jua mendatangi beberapa tempat sakral, seperti makam pendahulunya & mata air Sumber Penawar yg dipercaya sang rakyat lebih kurang mempunyai khasiat.
Cara Unik Masyarakat Bersyukur Menyambut Ritual
Seluruh desa memadamkan lampu & pawai obor dilakukan sang anak-anak. Setelahnya, warga berkumpul pada depan rumah masing-masing dan menyantap sajian pecel pitik menjadi indikasi syukur. Ini adalah ritual pamungkas sebelum program inti dilaksanakan.
Upaya Banyuwangi buat menjaga kelestarian budaya & tradisi memang sangat luar bisa. Terbukti banyak sekali festival yang dilaksanakan dalam satu tahun. Yang terdekat merupakan Festival Tari Gandrung Sewu pada tanggal 8 Oktober dan Banyuwangi Etno Carnival dalam 11 November mendatang.
Comments
Post a Comment