Pada siang hari, jalan R.E Martadinata Kota Malang merupakan ruas lalu lintas yg relatif padat. Selain sebagai jalur utama buat kendaraan-tunggangan golongan II A, daerah ini jua sebagai sentra perdagangan. Asap solar & hiruk pikuk pengendara pada jalan merupakan pemandangan sehari-hari yg begitu familiar.
Di pulang keriuhan tadi, poly harta karun yg tersembunyi dalam sekitaran area ini. Mulai dari pasar tradisional dengan aneka macam macam kamera analog bekas, aneka ragam budaya, sampai masakan lokal yg legendaris seperti tahu Warung Tahu Lontong Lonceng.
Bagian depan warung memahami lontong lonceng [image source]
Nama Lonceng diubahsuaikan karena dalam awalnya memahami lontong ini berjualan pada dekat tugu lonceng, yang merupakan bantuan gratis berdasarkan gubernur Karesidenan Belanda. Kini lonceng tersebut telah digantikan oleh tugu mini menggunakan jam dinding di atasnya.
wajan penggorengan [image source]
Berjalan-jalan di sekitaran Pasar Besar ini mampu sebagai opsi kegiatan seru di hari minggu. Kamu bisa hunting foto atau sekadar berjalan-jalan di kurang lebih Pasar Besar hingga Klenteng Eng An Kiong. Yang paling wajib tentunya menikmati kuliner pada Warung Tahu Lontong Lonceng yg berada di Jalan R.E Martadinata. Warung ini sempurna berada di seberang Klenteng Eng An Kiong & di sebelah Rumah Kematian Panca Budi.
satu porsi memahami lontong [image source]
Tempatnya tak terlalu besar , hanya ukuran sekitar 5 x tiga meter. Di atas pintu masuk hanya ada plakat nama yang dibentuk dari triplek dan goresan pena stensil dari cat semprot. Meski begitu, tempat ini selalu penuh dengan pelanggan. Dari depan, semerbak wangi aroma adonan memahami & telur yg digoreng telah menggoda. Ada 2 jenis hidangan yg ditawarkan, memahami telur & memahami saja. Pengiringnya bisa dipilih, ingin memakai nasi atau lontong.
Cambah dan krupuk merupakan toping khasnya [image source]
Secara fisik nir terlalu jauh tidak sinkron menurut memahami lontong pada umumnya. Dalam satu piring niscaya ada kecambah, mentimun, dan kerupuk yg nir pernah ketinggalan. Tapi, sesudah bumbu kacangnya menyentuh pengecap barulah terasa perbedaannya. Begitu lembut & gurih, nir terlalu cantik akan tetapi jua tidak hambar. Inilah mengapa Warung Tahu Lontong Lonceng permanen bertahan menurut tahun 1935 sampai kini .
Jikalau terdapat agenda berlibur ke kota Malang, coba ya tiba kemari. Apalagi yang penduduk asli Kota Malang, wajib buat cicip masakan legendaris ini.
Comments
Post a Comment