Turkmenistan adalah galat satu negara yang buat mendapatkan visanya, butuh usaha yg keras. Berwisata ke sini telah hampir mustahil. Meski begitu, seorang fotografer bernama Jay Tindall berhasil masuk ke negara ini & mengajak kita melihat terdapat apa saja pada sana.
Meski berstatus merdeka, negara yg dominan penduduknya beragama Islam ini nir sepenuhnya bebas. Hingga kini Turkmenistan masih dipimpin oleh pemerintah yang dikenal tiran kejam.
Ketika memulai ekpedisinya pada Turkmenistan, Tindall menjumpai ibukota, Ashbat yg sepi & terkesan angker. Di negara itu beliau juga menemukan kaldera super besar berdiameter 226 kaki yg terus terbakar bernama Gates of Hell atau gerbang neraka.
Gates of Hell awalnya dibentuk buat mendapatkan gas alam, namun tanah bekas pengeboran itu amblas sampai menciptakan lubang berdiameter 70 meter. Khawatir lubang yang menganga itu mengeluarkan gas beracun, tim geologi menetapkan buat membakarnya. Mereka berharap barah akan menghabiskan gas alam pada beberapa hari, namun nyatanya api masih berkobar selama puluhan tahun sampai sekarang.
Uniknya, nyala barah keemasan terlihat hingga desa Derweze yang jaraknya bermil-mil. Situs ini sebenarnya sudah diminta buat ditutup dari tahun 2010, namun tak jua terlaksana hingga sekarang.
Tak cuma mempunyai gerbang neraka, terdapat jua pemandangan memesona. Salah satunya pada Ashgabat masih ada monumen yang dihiasi batu berkilau dan puluhan bangunan super besar dengan kubah-kubah emas glamor. Sayangnya, air mancur pada sana bau busuk & nir terawat. Masjid & sentra perbelanjaan yg ada pada kota pun terlihat sepi.
Bagi orang Indonesia, berkunjung ke Turkmenistan bukanlah perkara gampang. Tetapi terdapat cerita berdasarkan seorang traveler bernama Agustinus Wibowo. Ia berhasil menginjakkan kaki pada negara itu menggunakan visa transit selama 5 hari setelah melalui birokrasi yg rumit menggunakan terlebih dahulu membuat visa Iran atau Azerbaijan. Visa turis sulit didapatkan dan biayanya sangat mahal karena diharapkan priglashenie atau surat undangan resmi yg hanya mampu diperoleh melalui tur. Biaya tur itu sendiri mencapai Rp dua,6 juta per hari. Ini belum termasuk tiket penerbangan satu arah ke Turkmenistan berdasarkan Indonesia dengan porto minimal Rp 11 juta. Tertarik?
Comments
Post a Comment